Minggu, 07 Oktober 2012

Tugas Kuliah Pembinaan Kompetensi Mengajar : KETERAMPILAN MENJELASKAN

MAKALAH
PEMBINAAN KOMPETENSI MENGAJAR
Tentang
KETERAMPILAN MENJELASKAN
 




Kelompok 2 :
Dini Oktaria
Fitria Halim
Lisa Rabetri


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011


Keterampilan Menjelaskan
Dalam kegiatan belajar-mengajar, Menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan, terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru tersebut memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti dan memahami apa yang di informasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap tentang masalah yang dijelaskan, serta meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Menjelaskan merupakan aktivitas yang paling sering dilakukan oleh guru dalam menyampaikan informasi. Dalam kegiatan pembelajaran, menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pembelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta didik. Keterampilan menjelaskan mutlak perlu dimiliki oleh para guru.
Seorang guru harus dapat menjelaskan berbagai hal kepada peserta didiknya. Penjelasan yang disampaikan harus sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir peserta didik. Misalnya guru akan menjelaskan konsep ”atas”. Jika peserta didiknya adalah anak usia TK (4 – 5 tahun) maka diaharus menjelaskan konsep tersebut secara konkret dan nyata.
Menjelaskan adalah mendeskripsikan secara lisan tentang sesuatu benda, keadaan, fakta dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku. Menjelaskan merupakan suatu aspek penting yang harus dimiliki guru, mengingat sebagian besar pembelajaran menuntut guru untuk memberikan penjelasan. Oleh sebab itu keterampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil yang optimal.
Suatu keterampilan guru dalam menyajikan informasi secara lisan yang terorganisir secara sistematik yang menghubungkan antara sebab akibat, antara yang tidak tahu menjadi tidak tahu, antara yang sulit dengan yang mudah.
Tujuan Menjelaskan                              
  1. Untuk membimbing pikiran siswa untuk mendapatkan dan memahami konsep, prinsip, hukum, dalil, fakta, definisi secara objektif dan bernalar.
  2. Untuk memperkuat struktur kognitif yang berhubungan dengan bahan pelajaran.
  3. Membantu siswa memecahkan masalah.
  4. Membantu siswa mengasimilasi dan mengakomodasi konsep
  5. Mengomunikasikan ide dan gagasan kepada siswa.
  6. Melatih siswa mandiri dalam mengambil keputusan.
  7. Melatih siswa berfikir logis apabila penjelasan guru kurang sistematis
Prinsip-Prinsip Menjelaskan
Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam memberikan suatu penjelasan, yaitu :
  1. Penjelasan dapat diberikan selama pembelajaran, baik di awal, di tengah maupun di akhir pembelajaran.
  2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi standar dan kompetensi dasar.
  3. Penjelasan dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan peserta didik atau menjelaskan materi standar yang sudah direncana-kan untuk membentuk kompetensi dasar dan mencapai tujuan pembelajaran.
  4. Materi yang dijelaskan harus sesuai dengan kompetensi dasar, dan bermakna bagi peserta didik.
  5. Penjelasan yang diberikan harus sesuai dengan latar belakang dan tingkat kemampuan peserta didik.
Komponen Menjelaskan
a.       Komponen merencanakan penjelasan yang mencakup:
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan penerimaan pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan (materi) meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada di antara unsur-unsur yang dikaitkan dan penggunaan hukum, rumus, atau generalisasi yang sesuai dengan hubungan yang telah ditentukan.
Mengenai yang berhubungan dengan penerimaan pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan meneriman pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang sosial, bakat minat serta lingkungan belajar anak.
b.      Komponen menyajikan penjelasan yang mencakup:
  1. Kejelasan, yang dapat dicapai dengan berbagai cara seperti: bahasa yang jelas, berbicara dengan lancar, mendefinisikan istilah-istilah teknis, berhenti sejenak untuk melihat respon peserta didik;
  2. penggunaan contoh dan ilustrasi yang dapat mengikuti pola induktif atau pola deduktif;
  3. pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting dengan cara: penekanan suara atau mengemukakan tujuan;
  4. peserta didik diberi kesempatan untuk menunjukkan pemahaman ataupun keraguan ketika penjelasan berlangsung (balikan).
Agar penjelasan yang diberikan dapat dipahami sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dalam penyajiannya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
  • kejelasan, yaitu keterampilan yang erat kaitannya dengan penggunaan bahasa lisan. Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa, menghindari penggunaan ucapan-ucapan seperti “e”, “aa”, “mm”, “kira-kira”, “umumnya”, “biasanya”, “seringkali” dan istilah-istilah yang tidak dapat dimengerti oleh anak.
  • Penggunaan contoh dan ilustrasi, yang bisa dilakukan dengan pola induktif atau deduktif. Atau memberikan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-sehari.
  • Pemberian tekanan yang dapat dilakukan dengan berbagai variasi gaya mengajar, dan membuat struktur sajian. Dalam hal ini, guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Dalam hal ini guru dapat menggunakan tanda atau isyarat lisan seperti “yang terpenting adalah”, “perhatikan baik-baik konsep ini”, atau “perhatikan, yang ini agak sukar”.
  • Balikan, yang bertujuan untuk mendapat informasi tentang tingkat pemahaman siswa, baik melalui pertanyaan maupun melalui tugas. Guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukan pemahaman, keraguan, atau ketidak mengertiannya ketika penjelasan itu diberikan. Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seperti “apakah kalian mengerti dengan penjelasan tadi?” juga ditanyakan, “apakah penjelasan tadi bermakna bagi kalian? Dan sebagainya.
Selain hal-hal di atas, terdapat dua pola yang memiliki efektivitas tinggi dalam menghubungkan contoh dan dalil, yaitu:
  • Pola induktif, yaitu diberikan contoh terlebih dahulu kemudian ditarik kesimpulan umum atau dalil(rumus).
  • Pola deduktif, yaitu hukum, rumus atau generalisasi dikemuka-kan lebih dahulu, kemudian diberikan contoh-contoh secara rinci untuk memperjelas hukum, rumus atau generalisasi yang telah dikemukakan.
Pola yang digunakan bergantung pada materi pembelajaran, kemampuan, usia dan latar belakang kemampuan peserta didik tentang pembelajaran tersebut. Dalam penggunaan dalil dan contoh ini, ada kata-kata khusus yang biasa digunakan sebagai kata-kata penghubung dan ungkapan-ungkapan khusus. Untuk mengaitkan ide utama dan yang kurang penting digunakan kata-kata: jika, maka, walaupunbegitu, sehingga, sementara itu, dalam pada itu, juga, karena, sebab, dan sebagainya. Untuk menghubungkan ide-ide yang sama pentingnya, digunakan kata-kata, seperti sementara itu, dalam pada itu, juga, selanjutnya, hanya, oleh karena itu, jadi, atau akibatnya. Dengan istilah-istilah tersebut, guru tidak hanya memperjelas penyajian, tetapi sekaligus menekankan keterkaitan atau menunjukkan hubungan.
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa dalam memberikan penjelasan perlu menggunakan intonasi bahasa sesuai dengan materi yang dijelaskan. Dalam pada itu perlu ada variasi dalam memberikan tekanan, perlu pula membuat struktur sajian, yaitu memberikan informasi yang memberikan arah atau tujuan utama sajian. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:
  • Memberikan ikhtisar dan pengulangan.
  • Menguraikan atau mengatakan dengan kalimat lain tentang jawaban yang diberikan peserta didik.
  • Memberikan tanda atau isyarat lisan, seperti pertama, kedua, dan sebagainya.
Pada waktu memberikan penjelasan, hendaknya guru memperhatikan gerak-gerik dan mimik peserta didik, apakah penjelasan yang diberikan dapat dipahami atau meragukan, menyenangkan atau membosankan, dan apakah menarik perhatian atau tidak. Untuk  kepentingan tersebut, perhatikanlah mereka selama memberikan penjelasan, ajukan pertanyaan-pertanyaan dan berilah kesempatan untuk mengajukan pertanyaan.
Alasan Perlunya Keterampilan Menjelaskan Dikuasai oleh Guru
  1. Meningkatkan keefektifan pembicaraan agar benar-benar merupakan penjelasan yang bermakna bagi siswa karena pada umumnya pembicaraan lebih didominasi oleh guru daripada oleh siswa.
  2. Penjelasan yang diberkan oleh guru kadang-kadang tidak jelas bagi muridnya, tetapi hanya jelas bagi guru sendiri, hal ini tercermin dalam ucapan guru: “sudah jelas, bukan?” atau “dapat dipahami, bukan?” oleh karena itu, kemampuan mengelola tingkat pemahaman murid sangat penting dalam memberikan penjelasan.
  3. Tidak semua murid dapat menggali sendiri pengetahuan dari buku atau dari sumber lainnya. Oleh karena itu, guru perlu membantu menjelaskan hal-hal tersebut.
  4. Kurangnya sumber yang tersedia yang dapat dimanfaatkan oleh murid dalam belajar. Guru perlu membantu dengan cara memberikan informasi lisan berupa penjelasan yang cocok dengan materi yang diperlukan.

Tidak ada komentar: